Kang Said: Kelompok Anti Tahlil Tak Akan Laku
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Agil Siradj menyatakan, ajaran Islam tidak akan diterima oleh masyarakat jika tidak berakar pada budaya masyarakat setempat.
Dikatakannya, Islam bukan sekedar doktrin. Para ulama dan wali menanamkan ajaran Islam ke dalam budaya masyarakat Nusantara. Cara ini kemudian diwariskan kepada para santri dan kalangan pesantren serta diorganisir oleh Nahdlatul Ulma (NU).
”Sebuah Ideologi kalau tidak diperkuat dengan budaya tidak akan langgeng. Kalau dokrin saja, maka ideologi atau ajaran itu akan hilang, bahkan menjadi kecil sekali. Maka doktrin harus diimbangi kreatifitas manusia atau kita biasa menyebutnya sebagai budaya,” kata Kang Said –panggilan akrabnya, ketika berbincang dengan NU Online di rumahnya, Ciganjur, Jakarta Selatan, Jum’at (9/1).
Kekuatan Islam di Indonesia, kata Kang Said, ada pada tradisi keislaman seperti tahlil, haul para pendahulu, ziarah kubur, selamatan, maulid Nabi Muhammad SAW. ”Kalau tidak ada seperti itu maka akan sepi. Lama-lama Islam hanya dilakukan oleh sekelompok kecil, tidak membudaya, tidak manusiawi,” katanya.
Dikatakan, kelompok Islam di Indonesia yang menentang beberapa tradisi keislaman yang telah diamalkan itu tidak akan diminati oleh umat Islam di Indonesia. ”Kelompok yang anti tahil, anti maulid Nabi, dan anti ziarah kubur tidak akan laku,” katanya.
Ditambahkan, sebenarnya perdebatan mengenai tradisi keislaman di Indonesia sudah selesai dibahas. Namun perdebatan ini kembali muncul ketika beberapa kelompok muslim yang mengadopsi gerakan-gerakan di Timur Tengah gencar melakukan ’serangan’ dengan menganggap tradisi-tradisi ini sebagai bid’ah dan sesat.
”Karena ada yang mengganggu, dipersoalkan lagi, maka kita terpaksa balik lagi mengurusi itu lagi. Waktu itu sudah selesai, sama seperti ketika Sukarno, Hatta, Wahid Hasyim, Maramis dan para tokoh lainnya menyepakati di bentuknya negara Indonesia. Namun ketika sekelompok muslim memunculkan isu berdirinya negara Islam, maka persoalan hubungan agama dan negara diperdebatkan lagi,” katanya. (nam)



Tidak ada komentar:
Posting Komentar