Posisi Thariqat Naqshbandi
Syaikh Muhammad Nazim al Haqqani
Dalam Mercy Oceans Book Two
"Syaikh yang sejati, bukanlah mereka yang menyebut dirinya sendiri sebagai Syaikh. Seluruh Syaikh yang termahsyur, seperti: Abdul Qadir Jilani, Rumi , Darqawi , Rifa’I mereka semua mengetahui posisi sebenarnya dari thariqat Naqshbandi. Sekarang apabila seseorang berada dalam satu aliran thariqat, mereka bisa saja mengambil thariqat Naqshbandi dan tetap bebas menjalankan amalan-amalan sebagaimana biasanya dalam menjalankan amalan thariqat Naqshbandi.Dengan hanya melakukan amalan thariqat Naqshbandi saja sebetulnya sudah cukup.Tidak menjadi masalah meskipun kalian berasal dari thariqat lain kemudian pindah dan mengikuti thariqat Naqshbandi. "Beberapa orang merasa khawatir bahwa Syaikh mereka akan marah jika mendengar ternyata muridnya telah menganut thariqat kedua. Apabila ia seorang Syaikh sejati, maka tidak mungkin ia akan marah? Seorang Syaikh yang sejati harus mengetahui apakah muridnya akan bersama dia di Hari Perjanjian (pada awal penciptaan) kelak atau tidak. Seorang penggembala akan mengenal baik keadaan biri-birinya, meskipun satu dalam seribu, meskipun biri-biri itu semuanya berwarna putih. Dia memiliki cahaya di matanya dan dapat mengenal mereka semua tanpa membuat kesalahan.
Di dalam thariqat tidak akan terjadi kedukaan apabila seorang murid meninggalkan dan pergi kepada Syaikh yang lain. Seorang Syaikh akan berkata: ”Kami berterima kasih kepada Syaikh pertama yang telah melatihnya sampai dia bertemu Syaikh yang sejati”. Abu Yazid berkata, “Selama melakukan pencarian, Aku bertemu 99 Syaikh sebelum Aku bertemu Grandsyaikh Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Shiddiq.”Kalian bisa
bertemu dengan banyak Syaikh dan melakukan suatu amalan, tetapi tidak akan menemukan kepuasan sampai akhirnya kalian menemui Grandsyaikh kalian, lalu seperti sungai yang bertemu samudera. Begitu banyak Syaikh yang hanya menjadi pelatih, sampai akhirnya Grandsyaikh memanggilmu. Bukan melalui surat, dari hati ke hati, di sana banyak sekali jalan. Jika seorang Syaikh Naqshbandi memberi thariqat, beliau harus
memberitahu muridnya siapa Grandsyaikh di thariqat Naqshbandi saat itu dan beliau harus mengarahkan kepadanya.
"Setiap Syaikh harus menunjuk satu orang deputi. Maulana Khalid al-Baghdadi menunjuk Syaikh Ismail,tetapi banyak sekali cabang thariqat Naqshbandi yang menghilangkan namanya dari silsilah dan dengan demikian juga kehilangan rahasia Grandsyaikh. Sekarang banyak sekali Syaikh Naqshbandi yang berada di Damaskus, Aleppo, dan Homs tidak dapat menemukan penerusnya.Kecuali bagi Grandsyaikh
kita, tidak ada seorang pun yang ditunjuk sebagai deputi. Hal ini karena kita mempunyai Syaikh Ismail didalam silsilah kita" Begitu banyak orang telah datang ke Damaskus dari berbagai negeri asalnya untuk mengunjungi kami. Beberapa di antara mereka sudah terikat dengan seorang Syaikh dan mengikuti thariqat tertentu. Mereka meminta bay’at yang baru. Salah satu dari mereka, Syaikh Salahuddin mengalami konflik mengenai hal ini dalam batinnya. Kami harus memperjelas hal ini bagi setiap orang di seluruh dunia agar mereka mengetahui apa itu thariqat, apa itu Syaikh, berapa banyak jumlah mereka dan bagaimana hubungan mereka satu sama lain.
Allah akan bertanya kepada setiap orang di Hari Akhir nanti, “Apa yang kamu bawa hari ini, wahai hamba-Ku?” Apakah kamu membawa Qalb-us-Saliim, hati yang murni, hati emas yang mulia?”Allah meminta setiap orang agar mempunyai hati yang bersih. Dan kalian hanya bisa mendapatkannya melalui thariqat. Mereka yang tidak menjalani thariqat hanya akan memenuhi hidupnya dengan kehidupan luar, menjauhkan hatinya.
Ada 41 aliran thariqat, 40 di antaranya diturunkan melalui hati Imam‘Ali dan yang satu lagi adalah thariqat Naqshbandi berasal dari Abu Bakar as-Shiddiq. Rasulullah mempunyai 124.000 sahabat. Siapakah sahabat terdekatnya? Beliau adalah Abu Bakar . Rasulullah bersabda, “Seluruh hal yang Allah percayakan kepadaku di malam ‘Isra, Aku telah tanamkan dalam hati Abu Bakar .” Sayyidina Ali telah dihubungkan dengan Abu Bakar sedemikian rupa sehingga Sayyidina Ali mendapat gelar Kota Pengetahuan. Hal ini dikenal sangat baik di antara para Syaikh pemegang thariqat yang sebenarnya. Mereka semua menhormati thariqat Naqshbandi sebagai yang pertama.
Begitu banyak orang dari Barat yang berdatangan sekarang, diundang melalui hatinya untuk bertemu dengan Grandsyaikh. Mata rantai Masyaikh berakhir pada satu titik. Grandsyaikh adalah mata rantai terakhir didalam Mata Rantai Emas dan beliau memegang posisi tersebut, Saya (Syaikh Nazim-red) hanyalah hambanya. Untuk Masyaikh Naqshbandi, kita semua menunggu mereka untuk memperbarui bay’at-nya terhadap kita, jika tidak, mereka hanya menyematkan gelar di diri mereka sendiri. Imam Mahdi dan ketujuh wazir besarnya, 40 kalifa, 99 termasuk 40 orang yang berada di sisi wazir dan 313 Mursyid besar semua berada didalam thariqat Naqshbandi. Di masa ini tidak ada kekuatan bagi thariqat lain untuk membawa seluruh orang mencapai tujuan akhirnya. Oleh sebab itu semuanya diundang untuk memperbarui bay’at melalui Grandsyaikh dan kemudian semua akan merasakan adanya perbaikan didalam dirinya. Di masa kita, ada sekitar 1000 Syaikh Naqshbandi, tetapi hanya satu Grandsyaikh. Untuk membawa mereka semua, kemudian siapakah yang akan menjadi Imam? Bayangkan 124.000 sahabat dibawa, siapakah yang akan menjadi Imam? Abu Bakar as Sidiq RA .
Wa min Allah at taufiq
Rabu, 08 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar