Jumat, 20 Maret 2009

Penyembuhan Spiritual

Penyembuhan Spiritual
Syaikh Muhammad Hisham Kabbani
disampaikan dalam seminar SPIRITUALITY AND HEALING IN MEDICINE II
Harvard Medical School 1997


Minat yang diperbaharui dalam metode penyembuhan spiritual hanya akan membantu lebih jauh pengobatan moderen karena kita juga menarik manfaat dari pengalaman dan pengetahuan dari para pendahulu di bidang penyembuhan yang mulia ini. Sayangnya, masalah ini telah terlalu sering diabaikan dan dikesampingkan oleh banyak dokter pada masa kini, sekalipun penyembuhan seperti ini telah berhasil diterapkan selama ribuan tahun.

Sebuah pikiran ilmiah yang tidak dibayangi oleh praduga dapat membedakan validitas dan manfaat suatu pendekatan yang komprehensif terhadap kesehatan yang meliputi penyembuhan spiritual. Profesor John Taylor dari King’s College, London menyatakan, “Sebuah penelitian ilmiah hanya dapat menyelidiki sesuatu yang sifatnya fisik saja. Masalah-masalah yang bersifat non-fisik, kemungkinannya adalah mental, spiritual, ghaib, keabadian, atau yang lainnya sejauh ini tetap tak tersentuh analisis ilmiah.”

“Tentu saja ada jalan untuk mendapatkan pengetahuan tentang pengalaman aspek non-fisik tersebut yang memberikan pandangan berguna dari sifat-sifatnya, namun hasil-hasil yang diperoleh begitu sulitnya untuk diterangkan dan dihubungkan dengan kelompok ilmu pada umumnya. Memang, belakangan ini seorang ilmuwan harus amat berhati-hati untuk menghindari bias, di sisi lain dia menjadi terlalu skeptis. Dia bahkan terang-terangan menolak mempercayai apa yang nampak di hadapannya sebab tak dapat masuk ke dalam pandangan kebendaannya akan dunia…. Ilmu pengetahuan telah demikian berevolusinya sejak seabad silam. Seharusnya ia dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Bila tidak, metode ilmiah sungguh akan tersingkirkan dan tak akan pernah bangkit lagi.” (John Taylor, Superminds hal. 55-56)

Ilmu Pengetahuan dan Penyembuhan Spiritual

Para ahli penyembuhan spiritual itu, sebenarnya merupakan ilmuwan sejati dan mereka telah sampai pada kesimpulan bahwa di balik setiap penciptaan—baik itu sebuah atom, sel, atau pun semesta—pastilah ada Sang Maha Pencipta. Karenanya, mereka menyatakan bahwa pasien mereka dapat disembuhkan dengan cara berpaling pada Sang Maha Pencipta itu melalui do’a, dzikir dan mengingat Asma’-Nya.

Banyak ilmuwan modern menyadari bahwa bila suatu ilmu pengetahuan tidak mendidik, menginspirasikan ataupun menuju pada kesimpulan serta kesadaran, bahwa awal dan akhir, luar dan dalam dari keseluruhan, apapun yang berada di antara langit dan bumi berdenyut dengan enerji yang memberi kehidupan dari Sang Maha Pencipta, maka ilmu pengetahuan tersebut tidak dapat dikualifikasikan sebagai sesuatu yang normal.

Dr. Robert G. White, seorang ahli bedah syaraf yang terkemuka, adalah satu dari banyak ilmuwan dan dokter yang melalui penelitiannya sampai pada kesimpulan bahwa manusia bukan saja datang secara bersamaan, namun juga adalah ciptaan Sang Maha Pencipta yang Maha Mengetahui.

Beliau menulis, “Saya yakin bahwasanya otak adalah tempat tersimpannya jiwa manusia, roh… , bagi saya, praktek pengobatan, keimanan dan keagamaan saling terjalin dengan erat. Saya banyak berdo’a, terutama sebelum dan sesudah pembedahan. Saya menyadari bahwa do’a tersebut memuaskan. Saya merasakan adanya sumber kekuatan yang dahsyat di belakang yang mendukung saya, sumber yang saya perlukan dan inginkan…”

“Namun demikian, pendapat yang menyatakan bahwa hidup manusia tak lebih dari sekedar kesempatan dari sekumpulan biologi mulekular kompleks dan aktivitas elektrik, menghantam saya sebagai suatu yang menyimpang dari logika…. saya harus mempercayai bahwa semua ini memiliki awal yang cerdas, bahwa Sesuatu telah membuatnya terjadi. Saya tak dapat menerima pendapat bahwa, pada suatu titik waktu acak tertentu, material-material nyata, seperti kecerdasan, kepribadian, ingatan, dan jasad manusia terpilih secara bersamaan.

“Saya juga menemukan bahwa sesungguhnya tidak beralasan untuk menduga pada kematian otak, material-material yang nyata keberadaannya dan sangat kuat dari kecerdasan, kepribadian, dan ingatan, hilang begitu saja. Yang jauh lebih masuk akal adalah mempercayai bahwa inti dari kita adalah membebaskan diri dari suatu wadah, yaitu otak, yang tak mampu lagi untuk menopang kita dan menemukan topangan lain dalam dimensi yang baru.”

“Karena apa yang menjadi inti dari kita adalah pada kematian otak. Saya tak dapat mengira atau bahkan berspekulasi. Saya hanya dapat berkata bahwa logika tak dapat dipungkiri lagi, menuntun saya pada keimanan-keimanan bahwa keunikan, individualitas dari manusia hidup dalam konsep yang kita sebut dengan roh.” (R.G. White, M.D. Thought of a Brain Surgeon, Readers Digest Oktober, 1978)

Sisi Ilmiah dari Penyembuhan Spiritual

Secara tradisional, aspek ilmiah dari penyembuhan spiritual telah diajarkan dan disampaikan dari satu penyembuh kepada yang lainnya dengan instruksi pribadi secara perorangan. Teknik-teknik ini telah digunakan selama berabad-abad oleh para filsuf yang arif dan para penyembuh dari berbagai penjuru dunia termasuk Jepang, Cina, Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Tengah, dan Sub Benua India. Mereka adalah para pelopor dari penyembuhan spiritual yang menemukan dan mempraktekkan teknik-teknik yang tak disadari olah banyak ilmuwan, hingga saat ini. Pada paruh terakhir dari abad ke-20, pengetahuan spiritual ini mulai menyebar dan diajarkan secara bersamaan kepada mereka yang tertarik menggunakan teknik-teknik penyembuhan spiritual untuk mengurangi sakit serta menyembuhkan penyakit.

Proses penyembuhan spiritual meremajakan kembali gaya hidup dari tubuh dan memperkuatnya melalui beberapa titik tertentu di sekujur tubuh. Teknik spiritual tersebut menghasilkan efek neuro-fisiologis yang akan menuju pada sistem syaraf pusat untuk kemudian menghasilkan respon endokrin yang terkomposisi, yang akan mengurangi rasa sakit, menyembuhkan penyakit dari daerah yang terserang, dan lalu memberikan keseimbangan tubuh secara keseluruhan.

Kesehatan Berhubungan dengan Kebugaran Fisik dan Aktivitas.

Tubuh manusia memerlukan makanan dan minuman, namun tak semua dapat dicerna dan mereka tak semuanya menjadi bagian dari tubuh manusia. Zat gizi yang tak tercerna mengendap dan mungkin tinggal sebagai endapan dan karena tubuh tak dapat membuangnya secara alami, seiring dengan waktu, akumulasinya dapat menyebabkan berbagai penyakit. Pada mulanya, akumulasi tersebut mungkin berupa akumulasi yang terlokalisasi sebelum mereka mempengaruhi darah dan diedarkan melalui pembuluh darah ke bagian-bagian tubuh yang dapat dialiri.

Kendati pada mulanya kondisi seseorang mungkin berupa gejala masalah intestinal, seiring dengan waktu, endapan yang tertumpuk lebih banyak menjadi semakin berbahaya dan menjelma menjadi penyakit yang terlokalisasi yang mungkin saja menyebar dalam tubuh pada stadium berikutnya. Oleh karena itu penelitian mengenai patologi penyakit dan sejarah perkembangannya menjadi sangat penting.

Menyadari bahwa penyakit yang menyerang fisik menyebabkan problem intestinal, seseorang mungkin menyesuaikan dirinya dengan pemurnian yang kuat yang mengakibatkan terjadi komplikasi lebih lanjut. Sebenarnya, kebanyakan obat adalah racun dan dapat mempengaruhi dengan jalan menghilangkan bagian yang baik maupun yang rusak. Ketergantungan pada obat-obatan dapat merumitkan lebih parah lagi kondisi seseorang, Karena mereka sebenarnya panas dan bersifat interaktif. Selain itu mereka dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kondisi pasien dan menimbulkan gejala ‘arrythmias’ (penyakit jantung berdebar), mempengaruhi ginjal dan menyebabkan berkembangnya berbagai kegagalan fungsi organ dan defisiensi. Olahraga yang cukup diperlukan untuk menyegarkan organ-organ tubuh, memudahkan aliran makanan dan zat gizi, memperlancar pencernaan, dan mencegah penimbunan-penimbunan senyawa tertentu.

Lebih jauh, pengendalian alamiah yang berdasarkan metode dari pergerakan dan kegiatan otot akan meringankan jiwa, menyegarkan pikiran, meremajakan organ-organ tubuh (rejuvenate), meningkatkan kepribadian, menguatkan otot, mencegah kakunya persendian, menguatkan tendon dan ligamen otot, mengurangi kemungkinan kesalahan fungsi sel-sel tubuh (somatic cell), dan melenyapkan hampir seluruh penyakit. Hal ini juga tergantung pada tingkat latihan fisik, keseimbangannya, kekuatan atau intensitasnya.

Pada umumnya, rutinitas yang ditujukan pada bagian tertentu akan menguatkannya, seperti halnya memfokuskan pikiran seseorang pada suatu subjek, akan menguatkan ingatannya. Oleh karena itu setiap bagian dari tubuh kita membutuhkan rutinitas tertentu. Paru-paru memerlukan latihan membaca dan levelnya dimulai dari membaca dalam hati, lalu meningkat secara perlahan-lahan dalam intensitas dan kekerasannya. Latihan mendengarkan memerlukan perhatian responsif yang teliti dengan merangsang syaraf pendengaran dan telinga, dan hal ini berkembang pada satu takaran, apakah bunyi tersebut meningkat volumenya atau menurun karena jarak atau pun intensitas dari panjang gelombang seseorang. Latihan berbicara meningkatkan kemampuan oral, disamping itu membantu pengenalan dengan pandangan fisik dan mental. Latihan mata mempertajam pandangan seseorang, memperkuat otot-otot okuler dan dalam beberapa kasus dapat memperbaiki rabun jauh dan rabun dekat. Jadi, hiking, berenang, latihan jalan cepat, berkuda, panahan, dan olah raga semacamnya adalah yang yang paling menyehatkan bagi seluruh tubuh. Melaksanakan program olahraga semacam ini bahkan dapat menyembuhkan penyakit-penyakit kronis di antaranya, seperti: anemia, penyakit-penyakit infeksi, peradangan, dan kolik.

Asal Mula dari Penyembuhan Spiritual Islami

Para penyembuh spiritual mewariskan metode yang dipergunakan oleh para utusan Allah, dan dari generasi ke generasi telah mempraktekkan metode ini hingga kini. Dalam tradisi Islam, para penyembuh memberdayakan keduanya baik pemulihan dengan obat maupun jalan spiritual. Teknik-teknik spiritual mengikuti kaidah-kaidah ilmiah yang memberdayakan enerji laten si pasien dan kekuatan yang terkandung dalam dzikir dan do’a serta itikaf-nya para Nabi, Rasul dan Awliya Allah.

Nabi Muhammad pernah menyembuhkan orang-orang melalui metode spiritual ketika beliau ditanya apakah penyembuhan itu bersumber dari obat-obatan. Beliau bersabda, ”Ya, kalian harus mencari penyembuhan dari obat, karena pada setiap penyakit yang Allah ciptakan di muka bumi ini, Dia juga telah menciptakan penyembuhnya. Namun ada satu penyakit yang Dia tidak ciptakan obatnya, yaitu usia lanjut.”

Masing-masing dan setiap ayat Al-Qur’an yang telah diresepkan memiliki daya penyembuhan yang unik yang berbeda dengan ayat-ayat lainnya. Berikut ini adalah beberapa contoh dari ayat-ayat yang digunakan dalam penyembuhan spiritual.

Enam Ayat Penyembuhan: “Ayat As-Syifa”

“Dan (Allah) akan melegakan hati orang-orang yang beriman” (At-Taubah 9: 14)“Hai Manusia, sesunguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Yunus 10: 57

“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (An-Nahl 16: 69). “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” Bani Israil (Al-Israa) 17: 82. “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan .” Do’a Nabi Ibrahim Asy-Syu’raa’ 26:80. “Dan katakanlah (wahai Muhammad) bahwa (Qur’an) itu adalah petunjuk dan menyembuhkan bagi orang-orang yang beriman.”

Seputar Enerji dan Bagaimana Penyembuhan Spiritual Bekerja

Penyembuhan spiritual bukanlah merupakan proses yang misterius sama sekali, melainkan sangat lugas dan terbuka, walaupun seringkali cukup kompleks. Teknik-teknik penyembuhan spiritual melibatkan medan enerji yang terdapat di sekitar kita masing-masing. Setiap orang memiliki suatu medan enerji atau suatu aura yang mengitari dan menembusi tubuh fisik. Medan ini sangat erat berhubungan dengan kesehatan manusia.

Dalam budaya yang berbeda, enerji dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Kata ‘enerji’ mengacu kepada :Ki dalam kebudayaan Jepang. Chi dalam kebudayaan Cina, Prana dalam kebudayaan Hindu, Qudra dalam kebudayaan Arab

Enerji adalah nafas kehidupan yang dipancarkan kepada kita dari Yang Wujud, Yang Maha Perkasa dan Baqa, yang memelihara seluruh manusia beserta seluruh ciptaan-Nya. Enerji yang mengatur pola pikir dan emosi kita adalah sumber dari kekuatan hidup kita dan merupakan faktor yang menggerakkan dalam seluruh mahkluk hidup. Ia berputar melalui tubuh kita dan dapat pula digunakan sebagai kekuatan untuk penyembuhan. Itulah yang merupakan sumber dari seluruh pergerakan di dunia ini. Bila tubuh manusia kehilangan nafas kehidupan ini, maka enerji asal (atau kekuatan hidup) akan meninggalkannya, membiarkan tubuhnya untuk membusuk. Tubuhnya kembali ke asalnya yang bersifat bumi, dan rohnya kembali ke asal dari enerji rohaniah yang bersifat malaikat. Enerji ini tak pernah hilang dan tetap ada, tanpa rahasia dari sifat alamiahnya dimengerti oleh ilmu pengetahuan dan pengobatan moderen.

Enerji rohaniah yang tak diketahui ini berada di belakang kehidupan setiap tetes darah dari mahkluk yang bergerak, pergerakan di balik setiap sel hidup, dan kekuatan penggerak dari gugusan-gugusan bintang dan galaksi-galaksi. Ia membawa kekuatan yang lengkap dan sempurna yang nyata, aktif dan berkesinambungan. Gerakan dari kekuatan ini adalah asli karena tak sesuatupun dapat tumbuh atau hidup di seluruh dunia ini tanpa luput dari pengaruhnya.

Hal ini terutama dapat diterapkan di bumi, di-tempat2 yang tidak ada pepohonan, rumput, vegetasi dan benar-benar tak ada kehidupan yang dapat terwujud tanpa intervensi dari enerji yang tak nampak dan tak diketahui ini. Dengan enerji inilah sebuah tanaman kecil, dapat menyeruak di tengah gurun pasir yang demikian luasnya. Kekuatan hidup rohaniah yang energetik ini memegang organ-organ pembuluh darah, dan seluruh bagian tubuh berada di tempatnya. Bila daya hidup tubuh menghilang, maka hubungan antar organ tubuh menjadi berubah dan terganggu, yang akan mengarah kepada kesakitan, disfungsi organ dan gangguan kesehatan secara menyeluruh.

Kekuatan hidup yang bersifat enerji rohaniah tersebut menciptakan medan enerji di sekitarnya seperti magnet yang di-charger (diberi muatan) dengan kuat atau elektroda. Kekuatan ini merefleksikan enerjinya melalui sekujur tubuh manusia dan menjadi kekuatan penggerak hidup di belakang seluruh aktivitas dan prosesnya. Kekuatan hidup tersebut tidak hanya memberikan enerji kepada tubuh namun juga memberinya identitas. Seperti sebuah atom yang diberi ciri oleh susunan elektron-elektron, proton dan neutronnya—yang sekaligus merupakan komponen enerjinya - demikian pula kekuatan hidup rohaniah memberikan enerji dan identitas pada jasadnya.

Enerji penyembuhan spiritual beranalogi dengan air terjun. Bila sebuah air terjun disalurkan dengan cara yang tepat, maka kekuatannya dapat digunakan untuk menghasilkan enerji dan memberikan penerangan. Demikian pula, bila aliran darah disalurkan dengan tepat melalui sistem yang seimbang maka kekuatan penggerak dari enerji tersebut akan menguatkan enerji dari organ-organ yang lemah.

Dalam organ-organ yang kekuatan hidupnya telah melemah dan berkurang, penyembuhan spiritual akan menambah dan mengaktifkan kekuatan-kekuatan vital ini. Teknik penyembuhan spiritual memungkinkan enerji hidup untuk menyebar dengan cepat untuk mengaktifkan anggota yang sakit dan menyembuhkannya.

Fenomena yang sama juga terlihat dalam reaksi atom, di mana kekuatan yang dahsyat dibebaskan dari enerji internal atom tersebut. Enerji yang dihasilkan secara geometris meningkat, sejalan dengan atom yang diaktivasi dan berenerji menyebarkan enerjinya ke sekitarnya, membangun reaksi berantai dari pembebasan enerji.

Prinsip yang sama dari reaksi atom tersebut digunakan oleh para penyembuh spiritual untuk memusatkan dan mengaktivasi kekuatan hidup yang terdapat dalam diri si pasien. Mirip dengan cara yang digunakan ahli pengobatan kontemporer yang mengarahkan laser untuk menyembuhkan bagian tubuh yang terserang, para penyembuh spiritual mengakses reaksi berantai serupa dari enerji yang terdapat di dalam tubuh, menyalurkannya ke bagian yang terserang untuk menyembuhkan sakit dan penderitaan. Bila satu organ mulai sembuh, yang lainnya mengunakan enerji yang dibebaskan untuk mengaktivasi dan membebaskan enerji dalamnya, yang pada gilirannya akan membangun keseimbangan fisiologis dan bebas dari rasa sakit.

Tiga Fase Penyembuhan Spiritual

Gaya Universal--atau enerji kosmik--meliputi enerji-enerji dari planet-planet, bintang-bintang, serta galaksi-galaksi, dan apapun yang berada di sekitar kita yang membangkitkan medan enerji. Gaya yang menyebar ke seluruh bagian yang sangat luas ini memelihara jiwa kita, roh dan enerji dalam dari masing-masing individu dan dalam setiap makhluk hidup. Melalui proses perenungan dari penyembuhan spiritual, seseorang dapat mengakses enerji penggerak yang terdapat dalam setiap sel di dalam tubuh.

Enerji tersebut disalurkan ke korteks otak, yang merupakan pusat proses dari pikiran kita. Dari sana akan difokuskan dan disalurkan secara intens di dalam inti batang otak, yang diaktivasi dan dirangsang dengan kekuatan hidup yang sudah terfokus . Pada gilirannya, impuls dikirimkan ke sistem syaraf otonom, mengatur fungsi tubuh, memeliharanya dalam keseimbangan, dan bebas dari rasa sakit. Konsentrasi enerji di dalam otak menyusun fase pertama dari penyembuhan spiritual.

Proses ini pada gilirannya nanti akan merangsang syaraf vagus untuk mengirimkan impuls listrik ke sistem konduksi jantung ke simpul sinoatrial, melalui saluran antar simpul, melalui simpul atrioventrikular, menuruni Bundles of His, lalu keluar dari serat Purkinje, lalu ke dalam dinding miokardial untuk memulai sistol. Perpindahan enerji yang mengisi jantung ini adalah fase kedua dari penyembuhan Spiritual. Kondisi-kondisi seperti sakit dada karena kurangnya suplai darah ke jantung, gagal jantung congestive, cardiomiopathy dan tekanan darah tinggi, sebagai tambahan dari banyak penyakit jantung yang berhubungan, disembuhkan dan pasien kemudian dapat sehat kembali dan terbebas dari rasa sakit.

Enerjinya kemudian dipompakan bersamaan dengan darah keluar dari jantung melalui sistem vascular dan dikirimkan ke seluruh tubuh dalam fase ketiga dari penyembuhan spiritual Fokus utama dari fase ketiga ini adalah aorta, yang merupakan saluran bagi gelombang enerji yang penyembuh yang dibawa oleh darah.

Seiring dengan mengalirnya darah dari jantung, mula-mula dia dialirkan balik ke jantung melalui pembuluh-pembuluh arteri koroner dalam suatu reaksi rantai yang berkesinambungan dan meningkatkan enerji di dalam jantung itu sendiri, dengan cara yang mirip dengan matahari meningkatkan cahayanya melalui reaksi intinya sendiri. Siklus ini menghasilkan enerji lebih dan lebih banyak lagi, yang dituangkan keluar sistem vaskular dengan titik-titik fokus pada arteri-arteri utama, mensuplai otak melalui arteri karotid. Ia juga berjalan melewati arteri-arteri subclavian menuju ujung-ujung bagian atas, sirkulasi splanchnic menuju perut, melewati arteri-arteri renal menuju ginjal, dan melalui pembuluh-pembuluh panggul menuju ke ujung-ujung bagian bawah.

Volume tetesan darah yang besar bagaikan air terjun yang terjadi dari sungai yang amat besar menuruni sisi jurang dari sebuah gunung yang tinggi. Seluruh tumbuhan dan binatang di sekitar daerah aliran airnya menjadi terawat dan terhidupi dengan baik, dan setiap sel di dalam tubuh tersembuhkan ketika gelombang enerji rohaniah vital mencapainya.

Sebuah jantung yang sehat akan menopang tubuh yang lemah, namun bila jantungnya lemah dan berpenyakit--walaupun dalam tubuh orang yang masih muda--tubuh tak akan sehat dan berusia panjang. Karenanya, memelihara jantung menjadi prioritas pertama bagi para penyembuh spiritual. Lebih jauh lagi, memelihara otak juga merupakan prioritas penting lainnya untuk menjaga aliran pesan berfungsi dengan semestinya.

Praktisi Medis Kontemporer dan Para Para Penyembuh Spiritual

Para dokter dan ilmuwan semuanya mengenal kekuatan hidup yang tak terbilang ini, namun mereka tak dapat berinteraksi dengannya secara langsung, kecuali melalui perantaranya, yaitu jasad fisik. Untuk alasan tersebut, maka para ilmuwan melihat dengan intensif pada jasad luar dan menemukan prosedur-prosedur dan teknik-teknik untuk memelihara tubuh agar berada dalam homeostatis, mengupayakan agar kekuatan hidup vital berada dalam tubuh sebanyak mungkin dan untuk menjaga tubuh agar terbebas dari rasa sakit.

Para praktisi medis kontemporer lebih mengutamakan jasad fisik dan aspek-aspek fisiologi dari keberadaan manusia. Terapi-terapi penyakit secara garis besarnya bersifat fisik baik dalam bentuk pengobatan, perantaraan operasi, atau sebaliknya.

Para penyembuh spiritual, adalah kebalikannya, menggunakan pendekatan dari dalam terhadap penyembuhan dengan menerapkan teknik-teknik spiritual dan metode yang untuk memberdayakan enerji tubuh itu sendiri. Perbedaan antara para penyembuh spiritual dari para dokter adalah bahwa para penyembuh spiritual menyembuhkan dari dalam ke luar sedangkan para dokter dari luar ke dalam. Masing-masing mengerjakan yang baik bagi pasiennya dan keduanya bertemu di atas dasar yang sama bagi penyembuhan penyakit dan mengurangi rasa sakit dan penderitaan.

Persepsi Penginderaan Tinggi (High Sense Perception) sebagai Suatu Alat Diagnostik

Para dokter menggunakan teknik Gambaran Resonansi Magnetik (Magnetic Resonance Imaging=MRI) yang menggunakan enerji dan rangka dari atom-atom tubuh untuk menghasilkan gambaran dan informasi tentang kondisi tubuh dan proses penyakit yang potensial. Para penyembuh spiritual juga telah maju dalam model -model diagnostiknya. Satu yang terpenting adalah HSP, High Sense Perception (Persepsi Penginderaan Tinggi).

HSP adalah suatu jalan untuk mempersepsi hal-hal di luar jangkauan batas normal panca indera. Dengannya, seseorang dapat melihat, mendengar, mencium, mengecap dan menyentuh benda-benda yang secara normal tak dapat dicapai oleh indera manusia.

HSP, kadang-kadang disebut sebagai cenayang, bukanlah imajinasi belaka namun merupakan suatu jenis penglihatan di mana anda dapat meng-indera sebuah gambaran di benak anda tanpa menggunakan penglihatan normal. HSP mempertunjukkan kedinamisan dunia fluida, menginteraksikan medan enerji spiritual yang mengitari dan menembus seluruh mahkluk hidup. Enerji ini menopang kita, memelihara kita, dan memberi kita kehidupan. Kita merasakan satu sama lain dengan enerji ini, karena kita merupakan bagian daripadanya, dan ia merupakan bagian dari kita.

Dengan HSP, maka patofisiologi dari rasa sakit dan proses-proses penyakit terletak tepat di depan matanya. HSP menunjukkan bagaimana kebanyakan penyakit dimulai di medan enerji tersebut. Gangguan pada medan enerji ini disebabkan oleh waktu dan kebiasaan hidup yang tidak sehat yang lalu diteruskan ke tubuh, menjadikannya suatu penyakit yang serius. Seringkali sumber atau asal-muasal penyebab proses ini dihubungkan dengan trauma fisiologi dan/atau fisik.

Karena HSP memperlihatkan bagaimana suatu penyakit terbentuk, ia juga memperlihatkan bagaimana untuk membalik proses penyakit tersebut. Enerji-enerji spiritual dan aura-aura membantu para penyembuh spiritual dalam memformulasikan diagnosis mereka. Untuk mengembangkan HSP, amatlah penting untuk memasuki suatu tingkat kepekaan yang terasah. Ada banyak cara untuk mencapainya, namun meditasi spiritual merupakan satu cara yang cepat dikenal.

Nasma dan Meditasi

Dalam terminologi spiritual, tubuh yang non-fisik dinamakan nasma. Nasma terdapat di dalam setiap jasad fisik sebagai suatu aliran gas yang halus atau hembusan enerji yang tercipta dengan output kimiawi dari jasad fisik. Nasma tersebut hadir dalam manusia bagaikan air mawar hadir di dalam mawar atau bagaikan api dalam arang yang membara. Menjadi utama karena hubungannya dengan sumber enerji Ilahi, ia mampu mengecap tanpa menggunakan lidah, mampu melihat tanpa mata, dan mampu mendengar tanpa telinga.

Dengan menggunakan nasma, HSP dibuat tersedia bagi penyembuh spiritual. Nasma mendapatkan perawatan dari enerji esoterik yang dibebaskan bilamana kita bertindak, berfikir, atau membentuk kepercayaan atau niat. Nasma dalam manusia mampu meninggalkan jasad fisik kapan saja melalui kekuatan kemudi universal.

Bila aliran enerji spiritual terganggu atau tak cukup, maka kesehatan si pasien akan terpengaruh dengan jelek, menuju kepada rasa sakit, penyakit, tekanan, dan selanjutnya. Itulah pertanda bahwa kita perlu untuk menyeimbangkan kembali enerji kita. Suatu aliran enerji positif merawat nasma dan memelihara struktur dan pondasinya, menyeimbangkan sistem manusia tersebut. Keseimbangan ini mengarah pada meningkatnya kewaspadaan penginderaan tubuh yang pada gilirannya akan menuju pada kehidupan yang baik, mengikuti pola makan yang semestinya, dan kesenangan berolah raga. Nasma kemudian menyokong dan memelihara jasad fisik yang sehat, yang di dalamnya sistem-sistem fisika dan kimiawi tetap seimbang dan berfungsi dengan normal, sehingga menjadikan kesehatan fisik yang berlangsung selamanya.

Dalam sistem yang sehat, enerji-enerji dalam masing-masing tubuh bukan saja tetap berada dalam keseimbangan, namun juga menyokong dan mempengaruhi keseimbangan enerji dalam tubuh orang lain. Nasma mampu mempengaruhi orang lain sebagaimana sebuah magnet mempengaruhi logam yang berada di dekatnya. Enerji dari sistem yang sehat jadinya dapat menyembuhkan diri dan menumbuhkan sendiri dalam hal ia memelihara kesehatan individu sementara menguatkan kesehatan mereka dalam auranya. Jadi, kesehatan yang baik menarik dan mengembangkan lebih banyak kesehatan yang baik.

Nasma tak hanya mampu mempengaruhi jasad fisik, namun juga mampu dipengaruhi oleh badan yang sakit dan menjadi lemah karena lemahnya organ-organ. Sebagai contoh, dalam tubuh yang lemah nasma memperlihatkan gejalanya dalam aspek-aspek mental dan fisik dari seseorang. Dalam hal mental, satu dari yang berikut ini akan muncul: neurosis, depresi, histeris, psikotis, epilepsi, mimpi buruk, dan insomnia. Bila keadaan buruk ini dibiarkan berlanjut tanpa pengobatan, nasma-nya menjadi demikian lemahnya sehingga ia menjadi tak memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri dalam tubuh yang lemah tersebut. Pasien pada tahap ini biasanya menderita epilepsi, perilaku psikotik, atau perilaku yang agresif. Penyembuh spiritual dapat menguatkan organ-organ si pasien dan dengannya, nasma melalui kekuatan kemudi universal, menciptakan keadaan enerji tinggi di mana gejala-gejala penyakit menghilang.

Meditasi dan Titik Fokus Perlakuan

Dalam dunia spiritual, kesehatan yang baik memerlukan perjuangan yang intensif dari si pasien dan perubahan pribadi. Perubahan pribadi akan mengembangkan kesabaran, kepasrahan, rasa syukur, keceriaan, kesenangan, cinta kasih, berbagi, keberanian, perbuatan baik, pengenalan perbuatan baik, tradisi dan sopan santun akan meningkatkan rohani kita dan aliran enerjinya.

Kelebihan aktivitas bahkan dalam hal ini dan kurangnya pengawasan yang semestinya dan kasih sayang dari orang tua, atau dedikasi dari guru yang baik juga mungkin akan menyebabkan adanya beban yang amat berat pada pengertian seseorang. Atau, suatu kemacetan dalam kemajuan spiritual, mungkin akan menghambat pertumbuhan spiritual, dan hanya pembimbing yang memenuhi syaratlah yang dapat memecahkan rintangan seperti ini. Latihan semacam itu harus terus berlanjut hingga ia bisa mengembangkan sifat asli, perilaku positif dan aliran enerji yang sehat.

Tanpa perubahan pribadi dalam aliran enerji tubuh, seseorang kemudian menciptakan persoalan lain yang mengarah balik pada sumber penyebab penyakit awalnya. Jadi, menangani sumber penyakit merupakan titik fokus perlakuan. Pencarian ini merangsang bagian yang lebih dalam dari diri kita yang kadang-kadang dinamakan ‘diri yang lebih tinggi’ atau ‘Cahaya Ilahi’ di dalam diri kita. Keilahian yang terdapat dalam diri kita ini, bagian yang lebih dalam dari diri kita mengirimkan informasi kepada kita tentang jenis penyakit apa yang perlu diperlakukan dan jenis titik sentuh yang mana yang perlu di sentuh melalui meditasi kita. Meditasi merupakan alat yang dapat memberikan relaksasi yang mendalam, dan untuk menenangkan pikiran. Ini akan membantu untuk mengangkat stress dan karenanya menyebabkan sistem kimiawi dan hormonal dalam tubuh untuk dapat meraih kembali keseimbangannya.

Uji-uji medis telah menunjukkan bahwa terdapat perubahan-perubahan yang dapat terukur nyata dalam benda-benda yang sedang bermeditasi. Otak sendiri mengalami perubahan dalam bentuk gelombang elektrik yang terbentuk. Dengan menggunakan EEG, terdapat peningkatan pembangkitan gelombang alfa (a) dan kadang-kadang juga dalam jumlah gelombang tetta (q). Hal ini mengindikasikan suatu perubahan dalam kesadaran kedalam suatu keadaan tenang tak terganggu dalam kesadaran yang sedikit berbeda dengan tenang pada saat tidur. Keadaan seperti ini memiliki pengaruh menyembuhkan dan sangat menenangkan walau si pasien sepenuhnya sadar dan berfungsi.

Tubuh menunjukkan pengaruh-pengaruh meditasi dalam berbagai cara. Pola pernapasan melambat, begitu juga detak jantung, dan terdapat penurunan nyata dalam tingkat konsumsi oksigen dan eliminasi karbondioksida. Namun demikian, efek fisik dari meditasi berlangsung lebih lama dari pada lamanya meditasi itu sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan fakta bahwa para penderita tekanan darah tinggi dan banyak penyakit lain, lewat meditasi saja telah membuat kemajuan klinis yang terukur di mana mereka telah mampu untuk menghentikan pengobatan. Hal ini dicatat dengan baik dalam buku-buku dan manuskrip-manuskrip penyembuhan spiritual.

Bagaimana Enerji Berhubungan dengan Penyakit

Para penyembuh spiritual melambangkan aliran kekuatan kemudi kehidupan dalam tubuh dan di alam semesta sebagai pusaran (vorteks) enerji yang terbuat dari sejumlah kerucut-kerucut spiral enerji yang berukuran lebih kecil. Dalam terminologi Islam, ini dikenal sebagai ‘lata’if’, yang berarti bentukan halus atau lapisan-lapisan. Lata’if (tunggal: latifa) adalah titik-titik masukan enerji maksimum dan merupakan titik-titik fokus keseimbangan yang amat penting di dalam sistem enerji. Penyakit muncul bila suatu latifa tak seimbang.

Lata’if dalam orang dewasa memiliki lapisan pelindung di atasnya. Dalam suatu sistem yang sehat, lata’if ini berputar dalam irama yang disesuaikan dengan yang lainnya, membuat enerji dari medan enerji universal ke dalam pusatnya untuk digunakan oleh tubuh. Masing-masing dari mereka distel ke suatu frekuensi khusus yang akan membantu tubuh agar tetap sehat. Namun, dalam sistem yang sakit, bundelan ini tak sesuai (sinkron). Enerji lata’if yang membangun bundelan-bundelan ini bisa cepat atau lambat, tiba-tiba atau tak seimbang di kedua sisinya. Adakalanya kerusakan dalam keseluruhan pola enerji dapat diamati di mana latifa kemungkinan berhenti atau terganggu baik sebagian maupun seluruhnya. Gangguan semacam ini berhubungan dengan kesalahan fungsi atau patologi jasad fisik di wilayah itu.

Menyembuhkan Melalui Meditasi dan Titik-Titik Fokus Lata’if

Rasa sakit dapat sepenuhnya disembuhkan dengan meditasi di mana dalam enerji yang tidur dari suatu tubuh yang sakit diaktifkan dengan sulutan spiritual yang dihasilkan oleh proses meditasi. Proses spiritual ini menggunakan tujuh titik fokus berbeda dalam tujuh lapisan, yakni lata’if.

Terdapat tujuh titik fokus dari lata’if. Mereka terletak di atas dan di bawah jantung, di atas dan di bawah payudara kiri, di atas dan di bawah payudara kanan, dan satu di kening. Setiap latifa memiliki warna enerji yang berbeda, dan setiap enerji memiliki efek yang berbeda pada suatu penyakit tertentu. Kedua titik fokus yang terletak di atas dan di bawah jantung berwarna hijau. Titik-titik di atas dan di bawah payudara kiri berwarna kuning, yang terletak di atas dan di bawah payudara kanan berwarna hitam, dan yang terletak di kening berwarna putih.

Melalui meditasi ketujuh titik fokus lata’if ini membangkitkan enerji. Kemudian, sebagaimana magnet, titik-titik fokus yang telah diaktifkan ini menarik enerji yang lebih banyak dari sumber enerji kosmik semesta dalam bentuk bola-bola cahaya kecil yang mengapung. Ukuran bola-bola tersebut tergantung pada latifa yang mana yang teraktifkan, karena terdapat perbedaan ukuran bola bagi setiap warna latifa yang berbeda. Tergantung pada penyakitnya, penyembuh mengaktifkan latifa yang diperlukan untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Pada gilirannya, latifa itu akan menghasilkan lebih banyak warna enerji-nya yang dengan sendirinya menarik dari sumber enerji semesta lebih banyak dari warna yang sama. Hasil dari rantai umpan balik positif ini adalah berupa tumpahan bongkahan-bongkahan cahaya yang berkilau yang turun dari sumber enerji kosmik ke atas orang penyembuh tersebut.

Melalui luapan bola-bola enerji berwarna ini, penyembuh tersebut memiliki enerji hingga pada titik di mana dia memancarkan panas dari tubuhnya melalui tangannya dan memproyeksikan cahaya dari keningnya. Sebagaimana seorang ilmuwan menembakkan sinar laser, penyembuh spiritual itu mengeluarkan cahaya dan enerji yang dia terima dari kekuatan semesta. Penyembuh itu memijit daerah yang terserang dan kombinasi panas dari tangan dan cahaya dari kening ini dengan segera memulai proses penyembuhan.

Penyembuh itu juga mengharuskan agar si pasien duduk sendirian saja untuk beberapa jam setiap harinya dalam keadaan rileks total, mengulang beberapa ribu kali asma Allah dalam format khusus selama penyembuhan. Asma-asma suci ini bagaikan percikan enerji yang menyulut aliran lebih banyak dari sumber enerji semesta. Penyulutan ini juga mengaktifkan titik-titik fokus lata’if dan menyebabkan terbangkitnya panas dalam tubuh si pasien. Panas ini jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kekuatan yang luar biasa yang dipancarkan oleh penyembuhnya, namun cukup untuk menyebabkan si pasien berkeringat.

Pada saat ini, si pasien pergi kepada penyembuhnya yang memancarkan enerji yang lebih banyak seperti sebelumnya, melanjutkan penyembuhan si pasien. Sebagaimana bulan merefleksikan cahaya matahari ke bumi, begitu pulalah penyembuh itu merefleksikan enerji semesta melalui tubuhnya kepada si pasien. Hal ini menghasilkan keadaan panas yang luar biasa dan interaksi spiritual antara penyembuh itu dengan si pasien. Proses ini diulang selama beberapa hari atau bahkan minggu hingga si pasien sembuh.

Begitu dia sembuh, si pasien mulai mengalami efek psikologi dari interaksi sinergetis dinamis antara dirinya dengan si penyembuh. Dampak psikologis dari penyembuhan dan penghilangan rasa sakit ini menginduksi kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang menyeimbangkan keseluruhan sistem dan mulai menyembuhkan organ-organ yang sakit, mengangkat si pasien ke tingkat kesehatan dan spiritualitas yang lebih tinggi dari pada yang mungkin terjadi dalam kondisi berpenyakit, dan penuh rasa sakit yang terdahulu.
Sebagaimana pasien operasi dibius, demikian pula pasien spiritual mengalami keadaan mati rasa dimana si penyembuh spiritualnya dapat bekerja dengan leluasa menemukan cara yang sesuai untuk si pasien.

Kesimpulan

Penyakit pada tempat medan enerji manapun akan mengekspresikan dirinya dalam tingkat kesadaran khusus. Masing-masing ekspresi penyakit terwujud sebagai beberapa bentuk sakit, baik itu fisik, emosional, mental, atau spiritual. Amatlah penting bagi kita untuk menggali makna yang lebih dalam dari penyakit kita. Kita perlu bertanya, “Apakah makna penyakit dan rasa sakit ini bagi kita? Apa yang dapat kita pelajari darinya?”

Rasa sakit merupakan sabuk pengaman dalam tubuh sendiri yang merupakan mekanisme pertahanan diri yang menperingatkan kita pada situasi yang sesungguhnya. Rasa sakit itu bagai lonceng peringatan dalam sistem kita yang membawa perhatian kita kepada kenyataan bahwa ada sesuatu yang salah dan memaksa kita untuk melakukan sesuatu terhadapnya. Rasa sakit itu berbicara, “Kamu tidak mendengarkan dirimu sendiri.” Rasa sakit mengajari kita untuk memita pertolongan dan penyembuhan, dan karenanya merupakan kunci pendidikan jiwa dan fungsi rohani dan enerji tubuh.

Sebuah pendekatan komprehensif terhadap penghilangan rasa sakit dan kesehatan pada umumnya yang termasuk di dalamnya penyembuhan spiritual akan sangat membantu kemajuan pengobatan moderen. Sementara beberapa volume dapat dan telah ditulis tentang penyembuhan spiritual Islam, diharapkan pengenalan singkat ini akan membantu mengangkat masalah ini menjadi perhatian masyarakat medis dan merangsang tumbuhnya apresiasi dan pengertian yang lebih baik akan tradisi dan ilmu yang kaya ini.

Tidak ada komentar: