Sabtu, 17 Januari 2009

KEMULIAAN KETURUNAN (AHLUL-BAIT)RASULALLAH SAW (VII)

Hadits yang diriwayatkan oleh cucu Rasulallah saw. yang ke enam
Mari kita rujuk hadits yang diriwayatkan dari keturunan Rasulallah saw. yang keenam, sehingga bagi pembaca lebih jelas bahwa fitnahan atau tuduh an mengenai terputusnya keturunan Rasulallah saw. yang dikeluarkan oleh golongan anti ‘Alawiyyun itu adalah tuduhan yang tidak berdasarkan dalil hanya berdasarkan kedengkian atau emosi belaka.
“Dua orang ahli hadits yaitu Abu Zar’ah AR-Rozi dan Muhammad bin Aslam At-Thusi bersama para penuntut ilmu dan ahli hadits yang tidak terhitung jumlahnya menemui salah satu cucu Ali bin Husin bin Ali bin Abi Thalib yaitu Imam Ali Ridho bin Musa Al-Kadhim bin Ja’far As-Shodiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal ‘Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib kw. (keturunan keenam dari Rasulallah saw.) yang sedang memasuki Naisabur melewati sebuah pasar. Kedua tokoh hadits ini menghadang beliau dan minta pada- nya untuk meriwayatkan hadits yang beliau dengar dari ayah atau kakeknya. Imam Ali Ridho ra. menghentikan kereta tunggangan- nya baghal peranakan antara keledai dan kuda serta berkata:
‘Ayahku Musa Al-Kadhim memberiku sebuah hadits dari ayahnya Ja’far As-Shodiq, dari ayahnya Muhammad Al-Baqir, dari ayahnya Ali Zainal Abidin dari ayahnya, Al-Husain dari ayahnya Ali bin Abi Thalib ra.. Ali bin Abi Thalib berkata; Kekasihku dan penyejuk hatiku Rasulallah saw. memberiku sebuah hadits. Beliau saw. bersabda: Jibril berkata kepadaku, Aku mendengar Allah yang Maha Agung berfirman; Lailaha illallah adalah bentengKu. Barangsiapa mengucapkannya, ia masuk kedalam bentengKu. Dan barangsiapa me- masuki bentengKu, selamat dari siksaKu’ “.
Setelah itu Imam Ali Ridho ra. pergi meneruskan perjalanannya dan waktu itu menurut riwayat lebih dari 20.000 orang yang menulis hadits diatas ini. (Dinukil dan disusun secara bebas dari buku bahasa Indonesia yang berjudul sekilas tentang Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi muallif Simtud Duror karya saudara Novel Muhammad Alaydrus).
Riwayat yang semakna diatas ini hanya berbeda versinya diketengahkan juga oleh Ibnu Hajar dalam kitabnya “as-Showa’iq al-Muhriqoh” halaman: 310 pasal ketiga meriwayatkan tentang keturunan yang keenam dari Rasul- Allah saw. (yakni Imam Ali Ridho ini). Didalam kitabnya ini Ibnu Hajar menulis: “Ketika ar-Ridho (Ali Ridho bin Musa Al-Kadhim) sampai di kota Naisabur, orang-orang berkumpul disekitar kereta tunggangannya. Ia (Ar-Ridho) mengeluarkan kepalanya dari jendela kereta sehingga dapat dilihat oleh khalayak. Kemudian (sambil memandanginya) mereka berteriak-teriak, menangis, menyobek-nyobek baju dan melumuri dengan tanah, juga menciumi tanah bekas jalannya kendaraannya…”. (Hal ini juga dinukil oleh as-Sablanji dalam kitab “Nur al-Abshar” Halaman: 168, pasal Manaqib Sayid Ali ar-Ridho bin Musa al-Kadzim).

Tidak ada komentar: