Sabtu, 06 Desember 2008

Memanfaatkan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Memanfaatkan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Damaskus, NU Online
Hari-hari sepuluh pertama bulan Dzulhijjah mempunyai keistimewaan tak ternilai. Karana Allah SWT tidak akan bersumpah terhadap sesuatu kecuali sesuatu kecuali karena makna serta keutamaannya yang teramat penting.

Allah SWT berfirman, ”Demi waktu fajar (pagi hari) dan sepuluh malam (bulan Dzulhijjah)”. (QS. Al-Fajr 89: 1-2)

Demikian pesan disampaikan Ust. Amiruddin Thamrin MA, Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Suriah di Damaskus, Selasa (2/12)

Keagungan dan keutamaan 10 hari-hari pertama bulan Dzulhijjah diperkuat dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas, bahwa tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Alloh melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).

Bahkan dalam hadits tersebut dinyatakan bahwa amal saleh pada hari-hari itu disejajarkan bahkan lebih tinggi dari amalan jihad di jalan Allah.

Amal sholeh mempunyai makna luas dan universal, karena aspek perbuatan yang mempunyai nilai manfaat bagi diri sendiri dan orang lain termasuk amal saleh yang mendapatkan ganjaran jika diiringi dengan rasa keimanan dan keikhlasan karena Allah. Akhlak dan perilaku mulia terhadap sesama tanpa memandang siapupun dia merupakan juga inti dari amal saleh.

Puasa sunah, shalat-shalat sunah, zikir, sedekah, tilawah al-Qur’an merupakan bagian dari amalan saleh ini, dan merupakan perbuatan yang disunnahkan.

Standar kecintaan Allah SWT kepada hamba-Nya dan sebaliknya adalah dapat diukur dari amalan perbuatan hamba, terutama amalan-amalan sunah yang sangat luas yang menandakan bukti cinta hamba kepada Allah, juga bukti cinta Allah SWT kepada hambaNya, karena Dia pula yang dengan cintanya menganugerahkan nikmat dorongan dan daya tarik untuk melakukan amalan-amalan tersebut.

Amalan-amalan wajib bisa saja terpaksa dilakukan karena didasarkan rasa takut akan siksa-Nya, namun amalan-amalan sunah karena sifatnya yang tidak mengikat adalah bukti cinta hamba terhadap Khaliq-Nya.

Pada gilirannya jika hamba dekat dengan Allah SWT melalui amalan-amalan sunah akan timbul apa yang dideklar Tuhan dalam satu hadits qudsi “Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.”

Hari-hari 10 pertama bulan Dzulhijjah ada hari Arafah dan hari Nahar (Idul Qurban), hari-hari yang penuh dengan keutamaan adalah kesempatan bagi semua umat baik yang berhaji maupun yang belum mempunyai kesempatan memenuhi panggilan haji untuk bertaqarrub dan disunahkan untuk berpuasa pada-hari-hari agung ini dan khususnya pada hari Arafah yang sangat besar pahalanya sesuai hadits,“Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim).

“Selama masih ada kesempatan mari untuk memanfaatkan hari-hari pertama bulan Dzulhijjah ini dengan penuh keikhlasan dan harapan akan ridha-Nya,” demikian Ust Amirudin. (nam)

Tidak ada komentar: